# Mengapa Deflasi Sebenarnya Lebih Buruk Daripada Inflasi
Terasa kontraintuitif? Begini penjelasannya: ketika harga-harga turun di seluruh ekonomi, orang menganggap itu berita baik. Tapi sebenarnya itu adalah hal yang seharusnya dihindari.
**Masalah utama:** Jika harga sedang turun, Anda lebih baik menunggu untuk membeli barang besok daripada membelinya hari ini, bukan? Itulah yang dipikirkan semua orang. Hasilnya? Pengeluaran menurun drastis → pendapatan perusahaan turun → PHK meningkat → pengangguran melonjak → orang menghabiskan lebih sedikit → harga semakin jatuh. Ini adalah siklus vicious yang disebut "spiral deflasi."
**Mengapa ini lebih buruk daripada inflasi:** Dengan inflasi, utang menjadi lebih murah (hipotek Anda menjadi lebih mudah dibayar). Dengan deflasi, utang meningkat dalam nilai riil—jika Anda meminjam $100k dengan bunga 4% dan harga turun 3%, Anda sebenarnya membayar jauh lebih banyak. Tidak ada yang ingin meminjam, tidak ada yang ingin berinvestasi. Uang tunai tetap di bank tanpa menghasilkan apa-apa.
**Kerusakan historis:** Depresi Besar menyaksikan penurunan harga sebesar 33% antara tahun 1929-1933, pengangguran mencapai lebih dari 20%. Jepang telah terjebak dalam deflasi ringan sejak 1998—secara garis besar dua dekade pertumbuhan yang lambat.
**Solusinya:** Bank sentral menyuntikkan uang ke dalam sistem, memotong suku bunga, dan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk memaksa orang kembali menghabiskan dan meminjam.
Intinya: Deflasi adalah spiral kematian ekonomi. Pemerintah akan melakukan hampir apa saja untuk menghindarinya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
# Mengapa Deflasi Sebenarnya Lebih Buruk Daripada Inflasi
Terasa kontraintuitif? Begini penjelasannya: ketika harga-harga turun di seluruh ekonomi, orang menganggap itu berita baik. Tapi sebenarnya itu adalah hal yang seharusnya dihindari.
**Masalah utama:** Jika harga sedang turun, Anda lebih baik menunggu untuk membeli barang besok daripada membelinya hari ini, bukan? Itulah yang dipikirkan semua orang. Hasilnya? Pengeluaran menurun drastis → pendapatan perusahaan turun → PHK meningkat → pengangguran melonjak → orang menghabiskan lebih sedikit → harga semakin jatuh. Ini adalah siklus vicious yang disebut "spiral deflasi."
**Mengapa ini lebih buruk daripada inflasi:** Dengan inflasi, utang menjadi lebih murah (hipotek Anda menjadi lebih mudah dibayar). Dengan deflasi, utang meningkat dalam nilai riil—jika Anda meminjam $100k dengan bunga 4% dan harga turun 3%, Anda sebenarnya membayar jauh lebih banyak. Tidak ada yang ingin meminjam, tidak ada yang ingin berinvestasi. Uang tunai tetap di bank tanpa menghasilkan apa-apa.
**Kerusakan historis:** Depresi Besar menyaksikan penurunan harga sebesar 33% antara tahun 1929-1933, pengangguran mencapai lebih dari 20%. Jepang telah terjebak dalam deflasi ringan sejak 1998—secara garis besar dua dekade pertumbuhan yang lambat.
**Solusinya:** Bank sentral menyuntikkan uang ke dalam sistem, memotong suku bunga, dan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk memaksa orang kembali menghabiskan dan meminjam.
Intinya: Deflasi adalah spiral kematian ekonomi. Pemerintah akan melakukan hampir apa saja untuk menghindarinya.